Kantor Komisioner Perlindungan Data Kenya (ODPC) telah meminta warga Kenya untuk waspada karena ratusan orang terus berbondong-bondong ke beberapa lokasi di negara itu untuk mendaftar ke program WorldCoin.
Menurut laporan setempat, ODPC mengatakan bahwa mereka menyadari bahwa WorldCoin telah diluncurkan di negara tersebut dan bahwa mereka memproses data pribadi sensitif dengan cara yang memerlukan demonstrasi perlindungan yang tepat sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Data, 2019.
"Saat ODPC melakukan penilaian terhadap praktik WorldCoin untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum, warga Kenya dihimbau untuk memastikan bahwa mereka menerima informasi yang tepat sebelum mengungkapkan data pribadi atau sensitif apapun," bunyi pernyataan tersebut.
“Individu disarankan untuk menanyakan secara menyeluruh bagaimana data mereka akan digunakan.”
Menurut beberapa laporan, banyak orang Kenya yang antusias untuk mengantri mendapatkan token gratis ($WLD) yang disediakan oleh WorldCoin setelah mereka memindai iris mata mereka menggunakan mesin (orbs) yang terletak di 35 negara di dunia, termasuk berbagai pusat perbelanjaan di Nairobi, Kenya.
Sekitar 350.000 orang Kenya dikatakan telah mendaftar di platform tersebut, karena pendirinya, Sam Altman, mengklaim 8 orang di seluruh dunia sedang diintegrasikan per detik. Menurut satu laporan, 25 token $WLD gratis pertama bernilai sekitar Ksh. 7.786 ($54.60).
Menurut situs webnya, protokol WorldCoin dimaksudkan untuk menjadi jaringan identitas dan keuangan publik terbesar di dunia, terbuka untuk semua orang tanpa memandang negara, latar belakang, atau status ekonomi mereka.
"Kenya adalah pusat keuangan dan teknologi di Afrika Timur, dan di sini terdapat minat alami yang kuat terhadap teknologi yang membentuk ekonomi digital global," kata Wangechi Mwangi, Manajer Pasar untuk Tools For Humanity, organisasi yang menjalankan WorldCoin Afrika Timur.
"WorldCoin adalah contoh yang baik dari jenis teknologi itu, tidak hanya karena layanan yang disediakannya tetapi juga karena, melalui keterlibatan Tools for Humanity, hal ini memungkinkan orang Kenya untuk mempelajari lebih lanjut tentang produk keuangan dan identitas yang mutakhir," kata pernyataan itu.
Inisiatif WorldCoin menyediakan individu yang mendaftar dengan identifikasi digital yang bertujuan untuk membedakan pengguna manusia dari sistem kecerdasan buatan (AI) di internet.
Menurut pendiri, pemanfaatan teknologi pemindaian mata sangat penting untuk mempersiapkan masa depan di mana membedakan antara manusia dan robot menjadi semakin sulit, terutama karena kemajuan pesat dalam teknologi AI.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
REGULASI | Kantor Perlindungan Data Kenya Mengeluarkan Pemberitahuan saat Warga Berbondong-bondong untuk Pendaftaran WorldCoin
Kantor Komisioner Perlindungan Data Kenya (ODPC) telah meminta warga Kenya untuk waspada karena ratusan orang terus berbondong-bondong ke beberapa lokasi di negara itu untuk mendaftar ke program WorldCoin.
Menurut laporan setempat, ODPC mengatakan bahwa mereka menyadari bahwa WorldCoin telah diluncurkan di negara tersebut dan bahwa mereka memproses data pribadi sensitif dengan cara yang memerlukan demonstrasi perlindungan yang tepat sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Data, 2019.
"Saat ODPC melakukan penilaian terhadap praktik WorldCoin untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum, warga Kenya dihimbau untuk memastikan bahwa mereka menerima informasi yang tepat sebelum mengungkapkan data pribadi atau sensitif apapun," bunyi pernyataan tersebut.
Menurut beberapa laporan, banyak orang Kenya yang antusias untuk mengantri mendapatkan token gratis ($WLD) yang disediakan oleh WorldCoin setelah mereka memindai iris mata mereka menggunakan mesin (orbs) yang terletak di 35 negara di dunia, termasuk berbagai pusat perbelanjaan di Nairobi, Kenya.
Sekitar 350.000 orang Kenya dikatakan telah mendaftar di platform tersebut, karena pendirinya, Sam Altman, mengklaim 8 orang di seluruh dunia sedang diintegrasikan per detik. Menurut satu laporan, 25 token $WLD gratis pertama bernilai sekitar Ksh. 7.786 ($54.60).
Menurut situs webnya, protokol WorldCoin dimaksudkan untuk menjadi jaringan identitas dan keuangan publik terbesar di dunia, terbuka untuk semua orang tanpa memandang negara, latar belakang, atau status ekonomi mereka.
"Kenya adalah pusat keuangan dan teknologi di Afrika Timur, dan di sini terdapat minat alami yang kuat terhadap teknologi yang membentuk ekonomi digital global," kata Wangechi Mwangi, Manajer Pasar untuk Tools For Humanity, organisasi yang menjalankan WorldCoin Afrika Timur.
"WorldCoin adalah contoh yang baik dari jenis teknologi itu, tidak hanya karena layanan yang disediakannya tetapi juga karena, melalui keterlibatan Tools for Humanity, hal ini memungkinkan orang Kenya untuk mempelajari lebih lanjut tentang produk keuangan dan identitas yang mutakhir," kata pernyataan itu.
Inisiatif WorldCoin menyediakan individu yang mendaftar dengan identifikasi digital yang bertujuan untuk membedakan pengguna manusia dari sistem kecerdasan buatan (AI) di internet.
Menurut pendiri, pemanfaatan teknologi pemindaian mata sangat penting untuk mempersiapkan masa depan di mana membedakan antara manusia dan robot menjadi semakin sulit, terutama karena kemajuan pesat dalam teknologi AI.